BOR RS di Jakarta Turun, Kemenkes Siapkan 30 Ribu Oksigen

Mdi19.Com – Setelah mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang berakibat membludaknya keterisian pasien Rumah Sakit kini jumlah Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Jakarta sudah mulai  berangsur turun.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono menyebut angka keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta sudah mulai datar. Hal itu terjadi setelah penambahan tempat tidur yang cukup signifikan.

“BOR rumah sakit sudah mulai flat di Jakarta, ini akibat penambahan dari tempat tidur yang signifikan dan angka yang masuk ke RS. Kita harapkan untuk beberapa hari ke depan tidak terlalu masif lagi,” jelas Dante dalam konferensi pers virtual, Minggu (18/7)

Menurut Dante, terdapat penambahan 1.000 tempat tidur di Asrama Haji Pondok Gede dengan akan ditambahkan juga 300 tempat tidur di RS Cipto Mangunkusumo. Selain itu, akan ditambahkan pula 300 – 400 tempat tidur di beberapa RS lain di Jakarta.

Total akan terdapat penambahan 2.000 tempat tidur di seluruh Jakarta. Selain itu akan dibangun pula rumah sakit lapangan di Bandung, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Terkait oksigen, Dante mengataka rekonversi dari sektor industri ke medis tengah dilakukan. Untuk Distribusinya, dia memastikan pihaknya bekerja sama dengan berbagai macam sektor termasuk Satgas Covid-19 di daerah.

Selain itu, pendistribusiannya juga akan dilakukan dengan pendataan secara digital. Dante meminta rumah sakit untuk mengisi platform digital SIRS untuk memprediksi kebutuhan oksigen untuk tiap rumah sakit.

“Sehingga kita bisa melakukan distribusi ini secara maksimal dan secara terencana. Sehingga bukan ketika oksigennya habis baru kemudian rumah sakit berteriak,” jelasnya.

Selain soal tempat tidur, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien positif COVID-19. Dr. Dante mengungkapkan kebutuhan oksigen harian sebelumnya mencapai sekitar 400 ton per hari. Dengan adanya peningkatan secara eksponensial pada kasus-kasus COVID-19 belakangan ini maka kebutuhan oksigen menjadi 5 kali lipat.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian melakukan rekonversi dari penggunaan oksigen untuk industry. Sehingga sebesar 90% oksigen digunakan untuk kebutuhan medis, dan tinggal 10% lagi kebutuhan yang digunakan untuk kebutuhan industry.

Kementerian Kesehatan juga akan menambah sekitar 20.000 sampai 30.000 oksigen konsentrator, dengan jumlah kira-kira 600 ton oksigen perhari yang akan dibutuhkan.(sr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *