M19News.com, Jakarta – Pelukis Ternama dan tentu sudah tidak asing lagi bagi kita, Suprobo atau dikenalnya dengan sebutan mas probo.
Saat ini sedang menggelar pameran tunggal di Hadiprana Galeri di jalan Kemang Raya, Jakarta, bagi pencinta seni yang ingin mencari pengetahuan tentang seni melukis, pameran ini cocok sebagai referensi untuk sarana belajar atau bagi media kolektor untuk memilikinya.
Acara tersebut, awalnya dimulai tanggal 28 Oktober dan berakhir 28 November, karena antusias masyarakat terhadap pameran tunggal mas probo, maka pihak manajemen Hadiprana galeri memutuskan untuk diperpanjang akhir desember 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh manajer Hadiprana Galeri Mas Johanda Karihadi, saat dikonfirmasi oleh tim media M19News.com diruang kerjanya, Rabu (24/11/2021).
“Pameran yang bertajuk “Boundless” ini bertujuan untuk berbagi dengan masyarakat umum, media kolektor dan pencinta seni, “Kata Johan.
Ia menceritakan bagaimana? sejarahnya awal berdirinya sebuah Hadiprana galeri hingga saat ini, galeri ini boleh dikatakan, satu-satunya galeri pertama dan tertua di Indonesia yang didirikan oleh Hendra Hadiprana seorang artistik interior dekorasi pada tahun 1962, “tutur Johan.
Menurutnya, “berdasarkan cerita Hendra Hadiprana, “bisa berdirinya galeri Hadiprana berkat dukungan seniman-seniman Indonesia, jadi misi dari Hadiprana tetap menjadi jembatan, memberi tempat kepada seniman-seniman Indonesia supaya dikenal oleh pecinta seni baik didalam maupun diluar negeri, zaman mungkin terus berubah tapi Hadiprana akan setia kepada seni dan budaya Indonesia yang sangat kaya dengan seniman-seniman yang berkualitas tidak kalah dengan seniman Eropa dan negara maju, “ungkapnya.
Masih menurut Johan, tentang pameran tunggal mas probo, ia katakan, “beliau adalah seniman kontemporer terkemuka di Indonesia, selain karya seninya cocok dengan porsi galeri hadiprana dan juga banyak penggemarnya dikalangan generasi muda dengan gaya pelopor sebagai aliran minimalis dunia seni rupa di Indonesia, akhirnya pihak manajemen hadiprana galeri sonding ke komite Indonesian Contemporary Art & Design ( ICAD), kebetulan tahun 2021 ini ada event, maka pihak komite menyetujui diadakan event pameran tersebut, “pungkasnya.
Pantauan M19News.com, Suasana pameran mas probo cukup ramai dikunjungi pencinta seni lukis.
Dalam pameran ini, seniman asal Pati Jawa Tengah kelahiran 1958 ini, menampilkan 20 lukisan terbaiknya.
Disela-sela kesibukan nya dipameran, pelukis suprobo dengan ramah menyapa tim M19 Chanel untuk sesi ngobrol santai, membahas seputar pengalaman Suprobo selama menjadi pelukis sampai hari ini.
Diawal ceritanya, ia menyampaikan, “ucapan terimakasih kasih bisa hadir dipameran tunggal suprobo.
“Untuk pameran tunggal ini yang ke 24 kalinya, pertama pameran dijepara pada saat itu masih duduk di bangku sekolah SMA tahun 1975, mulai melukis dari sejak kecil, mungkin sebagian kecil menjadi pelukis tidak disukai oleh calon mertua, saya bersyukur tetap berkarya, “kata Probo dengan canda tawanya.
Lanjut ia cerita, “untuk pameran pertama ditingkat Nasional, dijakarta pada saat bergabung dimitra budaya, saat itu manajemen masih amburadul, contoh besok mau pameran tapi malam masih melukis bahkan sampai pagi, maka itu diperlukan manajemen, “tuturnya.
Ia mengingat, apa? yang pernah disampaikan oleh Popy Darsono, “ketika anda jadi pelukis idealisme dihilangkan, ketika jadi lukisan bisa separuhnya, jangan mempertahankan idealisme, dari situlah pada tahun 2000 lukisan penuh saya hilangkan, itu juga bisa menghemat tenaga dan hasil lukisannya bisa lebih mahal nilai jualnya, karena keunikannya itulah menjadi orang penasaran, “kata Suprobo lulusan Akademi Jakarta jurusan Desain Interior tahun 1978.
“Ia contohkan salah satu menjadi objek foto sebagai lukisan, “ini foto mau diapakan, bagaimana? kita harus berpikir foto itu harus direka, reka seni supaya kelihatan menarik.
Menurut Suprobo, dengan bidang kosong yang luas pada kanvas, perhatian orang jadi terfokus pada obyek lukisan yaitu foto. Kekosongan itu juga membuat obyek seakan mengambang dan terlihat lebih unik, yang tidak nalar sehingga keunikannya menjadi orang penasaran untuk memilikinya, “pesannya untuk pelukis, mengakhiri obrolan santainya dengan M19 Chanel.
Reporter : Haris