M19News.com _ Bali _ Dr Pandeta empu Nabe APDP selaku pandeta mengadakan lawatan kunjungan kerja ke griya Agung Bangkaso.
Tokoh atau guru khusus bidang seni dan budaya sekolah tinggi ilmu jurnalis Nakula Sadewa (STIJNAS) dalam keterangan pers nya menyampaikan griya Agung Bangkaso ini merupakan termegah di propinsi Bali dan banyak menciptakan lapangan kerja dibidang ekonomi bahkan untuk meningkatkan taraf hidup dibidang pendidikan griya ini mempunyai sebuah institut atau kampus.
Pandeta menambah kan rasa kagumnya terhadap manajemen di griya Agung Bangkaso yang sudah melakukan proses madiksa terhadap warga asal Jepang. Menurut beliau ini merupakan toleransi bukan antar umat beragama tapi ini merupakan toleransi antar dunia. Menjadi Sulinggih bukan perkara mudah ada proses yang harus dilalui ungkap pandeta empu Nabe melalui telp selulernya pada Minggu, 26 Juni 2022.
Adapun proses nya sebelum madiksa harus disahkan sebagai penganut agama Hindu terlebih dahulu. Melalui proses shudi widani menuju bhawati atau pemangku tahap tinggi madiksa.
Sebelum proses diksa dilakukan proses dwijati yang sakral. Dwijati adalah kelahiran kedua bagi manusia. Kelahiran pertama dari rahim ibu ( biologis) sementara kelahiran kedua dari pengetahuan yang diturunkan sang Nabe atau disebut kelahiran idiologis.
Proses penghidupan ini yang dinamakan dwijati atau menghidupkan kembali. Untuk menjadi Sulinggih di seda raga dulu atau dimatikan, kemudian dihidupkan kembali jiwa nya oleh Nabe Nabe.
Mereka yang didiksa menjadi Sulinggih akan mendapat gelar sesuai dengan konsep Amari Aran.(Sastra.S)