Mdi19 Terkini

La Nina Melanda Indonesia, BMKG Ingatkan Hal Ini

×

La Nina Melanda Indonesia, BMKG Ingatkan Hal Ini

Sebarkan artikel ini
La Nina
La Nina dapat berpengaruh pada sektor pertanian, perhubungan infrastruktur lingkungan hidup dan kebencanaan

MDI19.com, Jakarta – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan fenomena La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan tinggi di Indonesia diprediksi terjadi dalam rentang bulan November 2021 hingga Februari 2022. (2 November 2021).

Intensitas peningkatan curah hujan berbeda-beda setiap daerahnya bisa berpotensi meningkat 70% bahkan lebih dari 100%.

Jika dibandingkan tahun lalu curah hujan berkisar 20 sampai 70% dalam rentang bulan tersebut intensitas berbeda-beda setiap bulannya di setiap daerah dan tidak hujan tinggi pada bulan Desember diprediksi ada di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kemudian secara sporadis atau tidak merata di Sumatera namun disisi lain di bulan Desember kemungkinan akan terjadi kekeringan akibat intensitas hujan yang berkurang yaitu di pulau Kalimantan terutama Kalimantan Barat.

Di bulan Januari nampaknya meningkat sebagian besar wilayah Indonesia jadi yang kuning-kuning yang minus tadi sudah berkurang tetapi semakin meluas dampak lanina ini tetap di seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan sebagian Nusa Tenggara Timur.

Sporadis hampir merata di Sumatera dan juga di Kalimantan selatan, kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan sporadis di Kalimantan Timur.

La Nina
Peningkatan curah hujan tinggi di Indonesia diprediksi terjadi rentang bulan November 2021 hingga Februari 2022.

Sulawesi hampir merata Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Curah hujan meningkat di bagian selatan wilayah Indonesia ini nampaknya semakin berkurang di Februari tapi masih merata dan luas di wilayah Jawa Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur ini lebih gelap lagi artinya peningkatan curah hujan semakin tinggi.

Dan di bulan Januari-Februari ini sering terjadi badai tropis yang muncul di wilayah Nusa Tenggara Timur.

La Nina dapat berpengaruh pada sektor pertanian, perhubungan infrastruktur lingkungan hidup dan kebencanaan

Mitigasi dilakukan dengan peringatan dini menyiapkan sistem informasi agar sampai ke masyarakat guna mengantisipasinya adanya korban jiwa

Kesulitan komunikasi ketika adanya listrik atau sinyal seluler yang terputus dapat diantisipasi dengan memanfaatkan radio komunikasi HT sebagai penyambung informasi antara BMKG daerah dan BPBD daerah

Kemudian dari BPBD ke masyarakat dapat diteruskan syarat tradisional salah satunya kentongan.

Selain itu BMKG saat ini juga menyiapkan aplikasi mobile phone sirine yang bisa berbunyi otomatis di HP meskipun HP itu mati apabila diaktifkan dari kabupaten atau kota.

Selain itu mitigasi juga dilakukan bekerjasama dengan PUPR dengan mempersiapkan bendungan di berbagai daerah serta mengaktifkan Satgas penanggulangan bencana untuk monitoring infrastruktur.

Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR mengatakan, PUPR melaksanakan standar operasi prosedur siaga bencana.

“Yang pertama, 205 bendungan dengan volume tampung sebesar 4,7 milyar m3, mengosongkan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran contohnya di Bendungan Bili-Bili, Bendungan Batutegi dan Bendungan Jatiluhur, “ ujarnya.

“ kemudian juga mengoperasikan & menyiapkan 192 unit pompa  pengendali banjir dengan kapasitas 263/M3 per detik, perdetik jadi ada 263.000 liter per detik, “tambahnya.

Kondisi lahan di beberapa daerah yang sudah rusak hutan sudah terbuka dapat mengakibatkan banjir bandang atau longsor.

Terkait dampak La Nina BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada tidak panik dan justru bisa memanfaatkan dampak La Nina ini untuk memaksimalkan embun-embun penampungan air hujan sebagai cadangan saat kekeringan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mdi19 Terkini

      Bertempat di Balai Desa Asembagus…