Example 728x250

Panen Perdana Melon Kualitas Premium, Ikon Baru Kabupaten Lamongan

Dihadiri T'Koes Band asal Jakarta

M19news, Lamongan – Hartono Farm Mandiri melaksanakan panen perdana buah melon kualitas premium pada Minggu, 2 April 2023.

Melon hasil olah tanam hidroponik modern ini, menempati lahan seluas total 2,5 hektare yg terbagi menjadi beberapa lokasi di seputar kawasan kecamatan Nginmbang-Kab. Lamongan, Jawa Timur.

Panen perdana melon hidroponik modern yang digarap Hartono Farm Mandiri disaksikan Bupati Lamongan, H. Yuhronur Efendi.

Pria yang kerap disapa Pak ‘Yes’ oleh masyarakatnya ini hadir didampingi ibu Bupati beserta owner Hartono Farm Mandiri, Tony Hartono & ibu Ratna Hartono.

Melon Lamongan
Panen dihadiri Bupati Lamongan, H. Yuhronur Efendi dan personil T’Koes Band. Foto : Istimewa.

Tampak juga dihadiri juga oleh Camat Ngimbang, 12 Kepala Desa, Polsek Ngimbang, Muspida setempat & jajaran Pemkab Lamongan serta masyarakat sekitar dan sejumlah pengusaha agrobisnis.

Kendati di Ramadan yang terik, tidak memupuskan semangat para peserta.

Pertanian sistim hidroponik oleh Hartono Farm Mandiri ini nampak besar, modern dan terkesan megah di tengah desa Mendugo ini.

Pasalnya, bangunan hidroponik berjaring da beratap terpal berwarna putih itu nampak menyala diantara hijaunya hamparan persawahan dan perkebunan di sekitarnya.

Bangunan terpal putih yg disebut GreenHouse (GH) itu masing-masing seluas 400m yang ditanamami 1500 batang pohon Melon kualitas premium.

Sistim hidroponiknya pun bukan dengan media tanah seperti lazimnya, tapi dengaj media air.

Menariknya, airpun menggunakan air berkualitas RO dan dilengkapi AC pendingin untuk menjaga kestabilan suhu ruang tertutup itu.

Sehingga menghasilkan melon berkualitas premium yg standar internasional.

Satu batang pohon melon disini rata2 berbuah 2 (dua) buah seberat 1,5-1,8 lg.

Jadi per GH (Greenhouse) akan menghasilkan 2,5 ton melon premium per 80 hari.

Padahal ada puluhan greenhouse yg panen tanpa musim setiap seminggu sekali di situ.

Menurut owner Hartono Farm Mandiri, Tony Hartono yang disampaikan melalui team teknisnya, Anton, Cuaca tidak menentu akibat perubahan iklim global menjadi tantangan bagi sektor pertanian.

Namun, kata Dia ini juga memunculkan ide kreativ petani Lamongan.

Misalnya, ketika musim penghujan terus menerus diterpa hujan, budidaya holtikultura komoditas melon dengan sistem organik menjadi alternatif yang justru menuai hasil memuaskan.

Dengan metode hidropnonik, masa tanam melon antara 75 sampai 80 hari tergantung jenis buah ini.

Dengan asumsi satu kali masa tanam, maka hasil yang didapatkan 2 sampai 2,5 ton dengan kualitas dan kuantitas stabil.

Anton menambahkan, usaha Hartono Farm Mandiri ini diharapkan dapat menjadi perintis dan percontohan bagi petani lain untuk mengelola pertanian dengan cara lebih maju.

Juga menjadi ikon baru di Lamongan yakni melon premium hidroponik Lamongan.

“Kami berharap support dan dukungan Pemkab Lamongan, agar tidak hanya bisa memberikan kontribusi di domestik saja. Syukur-syukur nanti kami bisa tahu formulasi terbaik agar sampai ikut ekspor, Insya Allah,” ungkapnya.

Terdapat tiga jenis yang ditanam yaitu melon talent (melon jepang), melon inthanon, dan melon fujisawa yang memiliki durasi tanam hampir sama, meski berselisih dua atau tiga hari sebelum siap petik.

Perbedaan cuaca masing-masing daerah harus bisa disesuaikan untuk menentukan jenis tanaman yang akan ditanam dengan sistem green house.

“Setiap daerah punya cuaca dan kondisi lingkungan sendiri.
Melalui budidaya ini kita terus coba untuk berinovasi, melihat situasi lingkungan. Dan kami terus belajar meskipun sudah punya SOP,” katanya.

Ia menjelaskan, cuaca akan mempengaruhi kadar air buah atau tanaman jenis lainnya, dan tidak bisa diukur setara karena harus adaptasi.

“Dan Ngimbang memiliki ketinggian yang cocok, cuacanya bagus dan panas, dan faktor-faktor lainnya,” paparnya.

WISATA PERTANIAN
Hartono Farm Mandiri memanfaatkan metode tanam hidroponik di atas lahan seluas 2,5 hektare yang terbagi di beberapa lokasi di Desa Mendogo, Kecamatan Ngimbang Kan. Lamongan.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi atau pak Yes, dalam sambutannya mengatakan Lahan hidroponik melon di Ngimbang milik Hartono Farm Mandiri itu akan menjadi pusat edukasi agrowisata.

“Karena pengelola dengan memanfaatkan metode tanam hidroponik DFT di mana masa panen melon dapat diproyeksikan dengan jelas,” katanya.

“Keanekaragaman pangan ini akan menjadi peluang besar bagi Lamongan, tidak hanya tanaman pangan tetapi juga buah-buahan holtikultura yang ditanam secara hidroponik,” tambahnya.

Menurut Dia, metode ini menjadi hal baru yang saya yakin ini kali pertama di Lamongan yg terbesar dan termodern, dan mengaku belum menemukan yang seperti ini di tempat lain di Indonesia.

Yuhronur menambahkan, ia mengaku belum pernah melihat pola tanam memanfaatkan media air tanpa tanah seperti di sini.

Ke depan, menurutnya, agrobisnis holtikultura di Lamongan mempunyai prospek besar, tidak hanya penyedia pasokan secara nasional, namun juga diproyeksikan untuk pasar ekspor.

Karena itu Pemkab Lamongan terus mendorong sektor agrobisnis ini untuk dapat dikolaborasikan dengan pariwisata, menjadi agrowisata.

“Pemkab Lamongan terus akan mendorong pertanian agrobisnis ini agar nanti tidak sekedar agrobisnis semata tetapi kita upayakan dikolaborasikan dengan pariwisata,” jelasnya.

Kepada Pers Bupati Lamongan, H Yuhronur juga menambahkan, bahwa Sistem pertanian hidroponik modern ini diharapkan juga akan menarik minat anak muda milenial untuk terjun di bidang pertanian jenis ini.

Pertanian yang bersih tanpa harus berkotor-kotor turun ke sawah dan menghasilkan income yg menjanjikan.

Karena berbarengan dengan ini, Pemkab Lamongan juga akan menggelar banyak kegiatan yang akan memacu kemajuan ekonomi kreatif yang akan memajukan dan membanggakan di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Bahkan buah melon premium ini akan dinobatkan menjadi ikon baru Kabupaten Lamongan.

MUSISI MINAT JADI PETANI
yang menarik dari acara panen perdana kemarin itu, hadirnya kelompok personil band muda asal Jakarta, T’KOES Band, diantara para undangan.

T’KOES sengaja diundang oleh owner Hartono Farm Mandiri untuk hadir dikarenakan anak-anak muda artis musisi Jakarta ini berminat untuk menjadi investor usaha pertanian hidroponik modern ini.

Ini membuktikan, apa yang disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur tepat adanya, yaitu menarik minat milenial utk menerjuni bisnis pertanian.

Menurut Jaru Marzall, salah satu personil T’koes, bisnis di dunia pertanian modern sangat menjanjikan utk masa depan mereka selain tetap berkarya di musik.

“Saya yg tadinya gak tau dunia pertanian, taunya hanya menikmati hasilnya, tau makannya aja, sekarang saya paham, bahwa bertani itu tidak harus kita berbecek-becek turun ke sawah, tapi disini pertanian yg sangat modern, bersih, nyaman, indah pemandangan dan menghasilkan income karena jelas proses menanamnya dan jelas pemasarannya,” ungkap Jaru.
(AM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *