Anak merupakan harapan orang tua dan bangsa dalam membangun peradaban manusia di masa yang akan datang. Pondasi pembentukan karakternya mestilah dibangun sedari dini dengan jalan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal strategis yang memiliki andil penting dalam pembentukan karakter ini.
Dalam tuntunan Islam, telah disebutkan standar manusia teladan yang berkarakter unggul. Allah Swt telah memuji melalui firman-Nya di dalam Al-Quran bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan manusia terbaik yang patut dijadikan teladan dengan budi pekertinya yang unggul.
Untuk mewujudkan manusia berstandar terbaik ini, sekolah Islam pada khususnya mengagendakan program Mabit setiap tahun. Adapun Mabit sendiri merupakan singkatan dari Malam Bina Iman dan Taqwa. Tujuan dari mabit yaitu membangun kemandirian anak.
Mabit bersifat wajib bagi siswa dan diselenggarakan pada malam hari. Penyelenggaraan di malam hari ini berkenaan dengan adanya beberapa kegiatan yang diselenggarakan pada malam hari, contohnya pelaksanaan ibadah sholat tahajud. Malam hari pun dapat menghadirkan kekhusyuan ketika pemberian nasehat dan perenungan.
Adapun karakter-karakter yang diharapkan terwujud dari mabit ini, diantaranya:
- Terwujudnya keimanan dan ketaqwaan dari anak didik.
Di dalam mabit, tersusun acara-acara yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Rangkaian acara tersebut diharapkan akan terus tertanam kehadirat Allah Swt.
- Melatih kedisiplinan waktu.
Melatih memanajemen waktu dengan memperhatikan waktu sholat. Apabila mendengar suara adzan, harus segera mengambil air wudlu, menggelar tempat sholat dan melaksanakan sholat secara berjamaah. Setelah itu beralih ke acara lain hingga memasuki waktu sholat berikutnya.
- Melatih kemandirian anak.
Acara mabit melatih anak tidur berdampingan bersama teman-temannya. Mereka dilatih dapat membersihkan diri  terlebih dahulu seperti menggosok gigi, mengantri di toilet, juga dilatih mengganti pakaian tidur sendiri bagi anak sekolah dasar tingkat rendah.
- Melatih sifat kanaah pada diri anak.
Sekolah menyediakan makan malam dan sarapan bagi peserta mabit, mereka mendapatkan menu yang sama dan dilatih menerima apa yang disediakan. Menyantap hidangan di malam hari di sekolah bersama teman dapat menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kanaah berarti rela menerima yang diberikan kepadanya oleh orang tua, atasan, ataupun oleh Allah. Kanaah diserap dari bahasa Arab yaitu Qana’ah yang artinya merasa cukup. Merasa cukup dan puas atas hasil yang diperoleh ataupun yang diberikan kepadanya serta melahirkan sifat mudah bersyukur.
- Memberikan kesiapan mental bagi peserta didik.
Program mabit ini memberikan kesiapan mental bagi peserta didik untuk senantiasa siap dengan kehidupan mandiri jauh dari orang tua. Juga merupakan gambaran kecil bagi peserta didik hidup di pesantren, bagaimana antri di kamar mandi, tidur berdampingan bersama teman, makan bersama-sama yang semuanya diajarkan untuk hidup rukun dan saling berbagi berempati.
- Membangun kekompakan anak dan solidaritas anak.
Diadakan game-game seru bagi anak untuk membangun kekompakan dan solidaritas antar anggota kelompok.
- Menguatkan pribadi pantang menyerah dan tetap semangat
Setiap peserta diwajibkan mengikuti kegiatan. Dengan kekompakan kelompok dan juga arahan demi arahan dari guru, setiap anak yang semula merasa tidak semangat diberi dorongan agar tetap semangat dan pantang menyerah menjalankan kegiatan demi kegiatan.
Banyak karakter yang diharapkan terbentuk dari kegiatan mabit ini. Namun, dengan penyelenggaraan yang hanya satu malam diharapkan karakter-karakter di atas dapat tercapai secara bertahap sesuai kesiapan dan kematangan peserta didik. Karena itu mabit menjadi program tahunan agar terjadi kesinambungan pembentukan karakter unggul secara bertahap dari tahun ke tahun.
