Selasa, Oktober 22, 2024
Google search engine
BerandaUncategorizedTips Penulis Menjiwai Tulisan Fiksi

Tips Penulis Menjiwai Tulisan Fiksi

Menulislah dengan hati pada saat awalnya, setelah itu perbaiki tulisan dengan pikiran. Menandakan bahwa hal pertama yang mesti diperhatikan dalam menulis adalah mengungkapkan perasaan, sedangkan berpikir hanyalah cara agar tulisan mudah dicerna.

Menulis dapat menjadi tempat curahan hati penulisnya agar senantiasa berhati lapang dari keterkekangan yang tidak nampak. Selain sebagai curahan hati, menulis pun dapat menjadi sarana mengubah pandangan pembacanya. Bahkan dapat menjadi lahan pencarian kehidupan jika sang penulis sudah sangat professional.

Namun, seringkali penulis dihinggapi frustasi menyaksikan tulisannya tidak sesuai dengan apa yang ada di benaknya. Penulis merasa tidak menyelami naskahnya hingga membuat tulisan tidak hidup dan teramat membosankan.

Bagaimana agar penulis dapat terlibat penuh dengan tulisannya dan senantiasa terobsesi hingga tulisannya rampung menjadi sebuah karya tulis berupa naskah ataupun buku?

  1. Tulislah Apa yang Diketahui.

Kadang seorang penulis kesulitan dalam mencari ide. Terkadang dia rela pergi ke sebuah tempat jauh dan merenungi banyak hal di tempat sunyi hanya untuk menemukan ide. Tanpa disadari, sebenarnya ide itu sangat melimpah di dalam diri penulis. Apa yang telah diketahui, itulah idenya. Dalam kata lain pengalaman diri sendiri merupakan ide tersendiri untuk menjadi bahan cerita. Dengan demikian, penulis akan menemukan titik pusat imajinasi dimana penulis akan membaur den terlibat penuh pada hasil tulisannya.

  1. Mencintai Bahan Cerita

Dalam menulis buku fiksi, ketertarikan penulis akan mengubah tulisannya menjadi lebih hidup dan nyata. Penulis akan lebih memperhatikan hal-hal kecil yang dianggap remeh pada mulanya, namun sangat mempengaruhi nyatanya suatu tulisan. Dengan mencintai bahan cerita atau data-data untuk tulisannya, penulis akan berusaha agar cerita yang disampaikan sesuai dengan hal nyata walaupun berupa fiksi. Contoh: bunga melati berwarna putih dan harum; daun jambu tidak beraroma; air mengalir ke tempat yang rendah.

  1. Dedikasi Tinggi pada Tulisan

Untuk menyelami tulisan, penulis akan berusaha mencari data atau mengembangkan tulisan fiksinya hingga tulisannya rampung. Dalam proses pencarian ini, terkadang penulis mengesampingkan pekerjaan lainnya di luar menulis. Seakan jiwa dan kecintaannya sudah tertuju pada tulisannya. Di lain waktu, bisa saja menulis sambil mengerjakan pekerjaan yang lain tetapi tidak semua penulis mampu melakukannya dengan sempurna. Hingga pada suatu titik, memang dibutuhkan waktu khusus untuk benar-benar menulis sesuai dengan hasratnya. Walaupun dia harus mengorbankan sejenak waktu untuk membereskan rumah sekalipun.

  1. Menghidupkan Keinginan

Keinginan penulis terhadap naskahnya dapat berubah-ubah sebelum naskah rampung total. Pembuatan daftar keinginan dapat dibuat dan ditempel di tempat penulis dapat melihatnya kapanpun merupakan alternatif agar penulis menjadi lebih konsisten dalam menyelami suatu naskah dan bersatu dengan tulisan itu. Usahakan agar tidak ada satupun celah bagi rasa malas untuk merusak hubungan antara penulis dan tulisannya. Jikalau sudah lelah, sangat lebih baik bagi penulis untuk rehat sejenak, merebahkan badan sejenak, menghirup secangkir kopi, membaca buku yang lain, membaca kitab suci atau hal ringan lainnya yang akan membuat stamina menulis hadir kembali.

Empat tips ini dapat dikembangkan kembali dari sisi penulis yang terus berkembang. Semakin sering menulis, metode penjiwaannya akan menjadi lebih dalam. Yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan untuk turut menyelami tulisan hingga benar-benar terpuaskan dan menghayati setiap unsur tulisan.

Selamat menulis dengan penghayatan.

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments